A. Penahanan Kesalahan
Kesalahan pengukuran dapat
diklasifikasikan sebagai kesalahan acak atau kesalahan
sistematis.
1. Jenis-jenis Kesalahan
a. Kesalahan acak adalah fluktuasi
statistik (dalam kedua arah) pada ukuran data sebenarnya
karena keterbatasan ketelitian alat pengukuran. Kesalahan acak bisa
diperkirakan melalui analisis statistik dan bisa dikurangi dengan
memperbanyak pengamatan.
b. Kesalahan sistematis adalah
ketidakakuratan hasil secara tetap pada arah yangsama. Kesalahan ini sulit dideteksi dan
tidak bisa di analisis statistik. Jika kesalahan sistematis diidentifikasi ketika
mengkalibrasi lagi sebuah standar, menerapkan koreksi atau faktor koreksi
untuk mengimbangi efek yang bisa mengurangi
ketidakseimbangan. Tidak seperti pada kesalahan acak, kesalahan sistematis
tidak bisa dideteksi atau dikurangi dengan meningkatkan jumlah pengamatan.
2. Petunjuk
Pencegahan Kesalahan
Ada
beberapa cara untuk mencegah terjadinya kesalahan, yaitu:
A. Menghapus mode-mode atau menyediakan petunjuk
yang terlihat untuk mode-mode tersebut.
B. Gunakan teknik koding yang baik (warna, gaya).
C. Memaksimalkan pengenalan, mengurangi hafalan.
D. Merancang urutan gerak atau perintah yang tidak
sama.
E. Mengurangi kebutuhan untuk mengetik.
F. Memungkinkan pertimbangan
ulang aksi-aksi yang dilakukan oleh user, misalnya memindahkan file dari recycle
bin.
3. Petunjuk Memperbaiki Kesalahan
Jika kesalahan sudah tak sengaja terjadi, maka cara untuk memperbaikiya
adalah:
Menyediakan
tipe-tipe tanggapan yang sesuai.
Query:
bertanya pada user apa yang sudah dilakukan, kemudian melegalkan tindakan yang
salah.
Menyediakan
fungsi “undo” dan pembatalan dari proses yang sedang berjalan.
Meminta
konfirmasi untuk perintah yang drastis dan bersifat merusak.
Menyediakan
pengecekan yang beralasan pada masukan data.
Mengembalikan
kursor ke area kesalahan, memungkinkan untuk melakukan perbaikan.
Menyediakan
beberapa kecerdasan buatan.
Menyediakan
akses cepat kepada bantuan untuk konteks-sensitif.
B. Help Dokumen
1. Jenis-jenis dokumen
1. Dokumen Menurut Ketajaman Analisis
· Dokumen Primer, dokumen yang disiapkan oleh pengarangnya, berisi mengenai penelitian yang dilakukan sendiri (misalnya: artikel majalah ilmiah/jurnal, laporan penelitian, paten, disertasi, makalah lokakarya, dan kartu informasi.
· Dokumen Sekunder, dokumen yang berisi informasi mengenai dokumen primer (dokumen yang mengacu ke dokumen primer, karena isinya merupakan deskripsi dan informasi tentang dokumen primer (misalnya: bibliografi, katalog, majalah indeks, majalah abstrak dan daftar isi).
· Dokumen Tesier, dokumen yang berisi informasi mengenai dokumen sekunder (dokumen yang mengumpulkan, menyarikan dan memindahkan informasi yang semula ada pada dokumen sekunder dan terkadang dokumen primer yang kemudian diolah sesuai dengan kepentingan pemakai atau pembaca (misalnya: buku ajar, direktori serta panduan literature bibliografi dari bibliografi).
· Dokumen Primer, dokumen yang disiapkan oleh pengarangnya, berisi mengenai penelitian yang dilakukan sendiri (misalnya: artikel majalah ilmiah/jurnal, laporan penelitian, paten, disertasi, makalah lokakarya, dan kartu informasi.
· Dokumen Sekunder, dokumen yang berisi informasi mengenai dokumen primer (dokumen yang mengacu ke dokumen primer, karena isinya merupakan deskripsi dan informasi tentang dokumen primer (misalnya: bibliografi, katalog, majalah indeks, majalah abstrak dan daftar isi).
· Dokumen Tesier, dokumen yang berisi informasi mengenai dokumen sekunder (dokumen yang mengumpulkan, menyarikan dan memindahkan informasi yang semula ada pada dokumen sekunder dan terkadang dokumen primer yang kemudian diolah sesuai dengan kepentingan pemakai atau pembaca (misalnya: buku ajar, direktori serta panduan literature bibliografi dari bibliografi).
2. Dokumen Grey Literature
Grey Literature = literatur kelabu = unconventional literature = non
conventional literature = literatur nonkomersial, jenis dokumen yang sukar atau
tidak mungkin ditemukan di pasaran bahkan perpustakaan (atau perpustakaan tidak
semua memiliki), misalnya: prosiding seminar, laporan penelitian, disertasi,
naskah-naskah kerjasama, kertas kerja pertemuan ilmiah/seminar, terbitan
peerintah. Hal ini dikarenakan jumlah cetakan/terbitannya sangat terbatas.
Untuk bisa mendapatkan grey literature, perpustakaan harus memiliki hubungan
yang baik dengan suatu lembaga/instansi.
2. Alat Bantu
Alat – alat bantu pencarian informasi dalam
dokumen antara lain :
- indeks : daftar penulis, daftar judul, daftar tabel,
daftar gambar, daftar kata-kata kunci, dll
- konkordansi : daftar kata – kata dengan penunjuk ke
baris tertentu yang memunculkannya
- thesaurus : daftar sinonim dan istilah – istilah
yang lebih luas maupun lebih sempit
- daftar isi : isi dokumen secara garis besar.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar